Ingin Sepakbola Indonesia Maju Tapi Akarnya Bermasalah
Written By Unknown on Wednesday, February 13, 2013 | 2:18 PM
Sepakbola merupakan olahraga yang paling digemari di seluruh dunia, terutama di Indonesia sendiri. Indonesia memiliki lebih dari 200 juta manusia, yang tentunya sebagian besar di antaranya adalah pecinta sepakbola. Olahraga yang satu ini memang layak untuk digemari dengan banyak sekali alasan di baliknya. Penggemar sepakbola di Indonesia pasti punya satu bahkan lebih tim atau klub sepakbola yang digemari, juga pemain sepakbolanya sendiri. Tidak usah diragukan, mayoritas di antara semuanya pasti lebih mengidolakan klub yang berasal dari Eropa daripada klub dari benua lain. Masalahnya, terkadang klub yang ada di Indonesia sendiri perlahan mulai sudah di lupakan.
Tentunya kita semua sebagai pecinta sepakbola pasti paham betul mengapa kita lebih mengidolakan klub di luar sana ketimbang di dalam negeri. Lebih seru? Pemainnya jago-jago? Tentu masih banyak alasan lainnya. Dari segi fasilitas, Indonesia kalah jauh kualitasnya dibandingkan tim atau klub di Eropa atau Amerika sana. Kualitas pemain sebenarnya sama saja, tergantung bagaimana pemain tersebut mampu berkembang sesuai latihannya. Bagaimana bisa berkembang jika fasilitas pendukung pun menjadi masalah?
Masalah lainnya lagi, akar dari sepakbola kita juga masih kisruh sana-sini. Sebut saja akarnya itu adalah PSSI, lembaga pengatur sepakbola nasional. Secara internal ada masalah yang kemudian menjadi cerminan bahwa sepakbola Indonesia menjadi tidak terurus. Hal tersebut juga memunculkan kehadiran KPSI sebagai lembaga saingan yang baru. Liga sepakbola domestik saja pun bisa terpecah dua bagian, yang satu di bawah naungan PSSI yang satunya lagi di bawah KPSI. Hal ini sedikit banyak memunculkan tekanan dari dua pihak berbeda yang bertujuan sama, demi sepakbola nasional.
Hal ini bagi saya membuang-buang energi dan uang. Energi menjadi terbagi, yang satu terbuang untuk mengurusi masalah internal, yang satunya lagi terbuang untuk mengurusi tim nasional Indonesia beserta liga domestik yang seharusnya. Itu juga membuat kinerja PSSI tidak fokus pada perkembangan dan kemajuan timnas, yang pada akhirnya malah semakin amburadul. Setidaknya ada perkembangan dan perbaikan dari performa timnas walaupun tidak banyak. Setidaknya juga ada perubahan dari segi prestasi, yang secara nyata dapat kita ketahui bahwa timnas Indonesia minim prestasi.
Kualitas pemain Indonesia juga saya akui bagus. Setiap pemain juga memiliki kualitas dan kesempatan yang sama untuk menjadi sehebat pemain-pemain yang bermain di liga-liga Eropa sana. Hanya saja, jika akarnya saja sedang bermasalah bagaimana mungkin sepakbola Indonesia bisa maju seperti di negara-negara Eropa? Jangankan Eropa, sepakbola kita mulai tertinggal dari negara-negara tetangga. Lihat saja di pertandingan-pertandingan terdahulu yang melibatkan timnas Indonesia dan sedang bertanding di stadion-stadion Indonesia, puluhan ribu pendukung dari berbagai daerah di Indonesia rela datang dan menonton perjuangan pemain Indonesia menghadapi lawan-lawannya, meski hasilnya tidak selalu seperti harapan. Kekalahan memang menjengkelkan, namun kan tidak terbukti kekalahan mampu menyurutkan semangat kita untuk tetap menonton pertandingan timnas. Yang menjadi masalah adalah masalah yang ada di akarnya sepakbola Indonesia, di PSSI sendiri. Hingga kini belum juga tuntas, harapan sudah semakin tinggi untuk kemajuan timnas sepakbola Indonesia.
Labels:
dalam negeri,
sports
Post a Comment